Sedang Ingin Menulis


12 Desember 2019

Hari ini, Kamis, ya kamis malam. Secangkir kopi yang sudah hampir habis setengahnya tergeletak tepat di samping laptop. Dan rasanya quality time dengan tulisan seperti ini sudah lama sekaliii tidak dilakukan. Tulisan ini bagian dari perasaan yang menumpuk selama 1 semester ini. Semester 7 yang penuh dengan drama, mindset baru, tantangan baru, perasaan yang sering banget kehilangan motivasi, semester yang kalo kata orang-orang di jurusan “ga dapet apa-apa”, tapi sebaliknya buat aku. Yaa, aku mendapatkan segala hal yang tidak didapatkan di semester sebelum ini.


Semester ini jadi semester pengumpulan kembali semangat, semangat yang hilang selama kejadian konflik di semester 5. Yang ngebuat ga semangat selama dua semester ke depan. Tapi entahlah manusia kan berubah ya. Dan disitulah pembelajarannya.


Keselowan pikiran yang ga pernah memikirkan hidup begitu dalam termasuk menganggap segala masalah mudah itu menjadikan aku cuek terhadap sesuatu. Termasuk kepekaan yang kurang. Namun, ya sekali lagi, manusia itu berubah. Fase pendewasaan juga didapatkan dari setiap fase hidup yang dilalui.


Hari ini dan kemarin sedikit melow, segala ketakutan jadi satu. Termasuk ketakutan tidak ada teman yang bisa membawa kepada kebaikan. Ketakutan ini sama ketika aku keluar dari asrama putri salman kemarin. Dan terbukti, aku sedikit goyah dengan segala habit yang sudah terbentuk. Ternyata, aku kalah tapi belum sepenuhnya kalah. Kejadian seperti ini terulang lagi di semester ini. Ketakutan terbesar berupa ditinggalkan dan tidak ada yang menggiring ke arah kebaikan. Masih sangat perlu untuk dituntun.


Tapi memang kehidupan itu berfase antara datang dan pergi. Karena segala sesuatu itu tidak ada yang abadi. Dan tidak ada yang murni milik kita, bahkan diri kita ini. Hanya saja, siapapun yang membaca tulisan ini. Siapapun itu, tolong ingatkan kepada kebaikan. Tegur jika memang aku salah. Nasihat kalian selalu aku butuhkan.

Komentar