Renungan (?)


Memang benar, menjaga stamina agar terus konstan itu tidak mudah. Banyak hal yang harus dijaga moodnya. Apalagi, dorongan terbesar terkadang menghilang. 

Dan kenapa, rencana yang disusun terkadang tidak menguatkan? Bahkan terdengar seringkali menggoyahkan. Mudah sekali untuk goyah, padahal penyusunannya itu lamaa sekali. Tapi untuk melalaikannya begitu mudah. 

Manusia memang labil, atau ternyata aku saja yang seperti itu?

Terkadang, atau malah seringnya ya, melabilkan diri itu begitu menyenangkan. Entahlah, berada di suatu persimpangan itu membuat banyak kemungkinan. Ah tidak, bukan menyenangkan, sepertinya lebih ke arah membingungkan yang berujung pada pemikiran yang tidak-tidak. Halu gak jelas.

Apalagi jika kemungkinan tersebut mengarah kepada hal bernama kekecewaan. Kekecewaan yang begitu mendalam hingga bertahun-tahun untuk mengobatinya. Pernahkah mendengar, bahwa kekecewaan akan hilang jika penerimaan yang indah berhasil dipegang erat-erat. Istilah simplenya ya kita kudu ikhlas. Tapi apalah daya, ikhlas itu ga mudah ternyata bray. Emang Cuma 6 huruf, tapi pengamalannya bisa seumur hidup. Ketika sudah ikhlas sesuatu, maka akan datang ikhlas-ikhlas yang lain, mereka mengantri untuk masuk ke dalam lubuk hati. 

Mudah saja lisan kita berkata, gapapa aku gapapa. Tapi si gapapa itu justru yang berbahaya. Terlalu banyak kemungkinan dari kata ‘gapapa’ itu. 

Katanya sudah ikhlas, sudah menerima dengan penerimaan yang begitu indah. Tapi, begitu orang lain menyinggungnya, sakit itu muncul lagi. Bukan dan jangan, jangan hanya berperilaku enak dipandang orang lain tapi tidak nyaman dengan diri sendiri. Bagaimanapun, memenangkan diri sendiri itu lebih penting dan utama daripada apapun. Kesakitan itu akan bertahan lama jika penerimaan itu juga lama. Ibaratnya parasite, semakin lama parasitnya disitu, ya semakin lama juga si sakit nya ada di tubuh manusia. As simple as that.

Contohnya nih, gagal masuk sesuatu yang disenangi dan merasa bahwa disana ya kita bisa bernapas, bahkan lebih dari napas, bertumbuh dan berkembang lah ya. Atau apa ya simplenya, kita udah punya plan hidup tapi ternyata plan itu gagal. Dan ternyata kehidupan itu tetap berjalan tanpa sesuai dengan rencana kita, sama sekali tidak sesuai. Ya, itu aku hari ini. Sampai hari ini pun, plan hidup terus berubah. Berubah tak menentu sampai kepala ini pusing. Sampe kalo ditanya hobiku apa, ya aku bilang tidur. Karena apa? Karena ketika tidur, aku tidak memikirkan apapun. Baik itu hal menyenangkan, menyakitkan apalagi membingungkan.

Tapi ternyata, kalo dipikir-pikir. Allah memang punya scenario yang teramat baik. Baik, sangat baik dan baikk sekalii. Scenario yang sebelumnya mungkin tak pernah terbayangkan. Scenario yang tidak akan aku dapatkan jika ternyata jalan yang aku tempuh sesuai dengan scenario yang aku mau.
Ya, benar, meteorology bukanlah pilihan hidupku. Entahlah, pihak mana yang berhasil menyeburkan aku ke sini. Tapi yang aku tau, pilihan itu tak pernah terbayangkan akan dihadapi selama 4 tahun ini, pilihan yang aku kira tak pernah aku dapatkan. Tapi, balik lagi ya, ini scenario Allah yang sudah Allah persiapkan buat aku dengan sebaik-baiknya. 

Jadi, selama disinipun, banyakkk sekali hal yang berhasil aku dapatkan. Yang tidak akan bisa aku dapatkan di tempat lain. Disini, begitu diri ini ditempa, begitu keras. Tak apa, bukan aku tidak suka, aku suka sekali hasilnya, begitu juga prosesnya. Bisa mengenal orang lain, bisa menelusuri kehidupan orang lain yang begitu hebat, bisa merasakan atmosfer kehidupan mereka. Itu hal yang amat berharga.

Dulu, saat pertama kali menginjakkan kaki di Salman, rasanya hati begitu tentram. Ternyata, sampai saat ini pun, Salman tetaplah sama. Begitu menentramkan hati, hingga membuat hati ini teriris. Karena sebagai hamba-Nya, bukannya berbuat baik saja, tapi ada kalanya berbuat hal yang buruk. Disini pula, tempat aku bersujud dan meminta ampunan. Semoga kita semua termasuk ke dalam hamba yang terus menerus berusaha untuk menjadi lebih baik.

Disini juga, bisa ngerasain atmosfer yang begitu indah. Bisa menjadi bagian dari rumah lantai 4 nya yang begitu syahdu, hingga orang-orangnya pun yang kesyahduannya selalu terdengar pukul 3 pagi. Ya, dari sana aku belajar banyak.

Dari sinilah ikhlas ku pegang. Walaupun, terkadang masih ada si rasa sakitnya, tapi selalu percaya bahwa ada hal yang indah di balik sana. Termasuk kamu! Iya kamu. Pantas mendapatkan kebahagiaan hidup walaupun hidup tidak sesuai dengan rencana. Karena hidup perlu disyukuri. Ada berapa orang yang mengemis kehidupan kepada tuhan setiap harinya? Ada berapa orang yang kurang beruntung di luar sana, yang tidak bisa melihat atau mendengar? Ada berapa orang di luar sana yang sampai detik ini belum makan?

Betul, melihat ke bawah itu harus. Wajibun. Biar apa? Biar ga ngerasa kalo diri sendiri yang paling menderita. Padahal nyatanya, hidup seperti ini pun, tidak sesuai rencana pun masih bisa buat kita tertawa. Jadi, cobalah untuk ikhlas. Biar setan juga gamau nempel-nempel. Ya sedikitnya pengaruh buruk bisa dikurangi dengan mensyukuri kehidupan ini.
Mau ga mau, coba dulu aja.

Komentar