Resume Buku Wanita Berkarir Surga

 Wanita berkarir surga (by felix y. siauw & tim da’wah @hijabalila)


Buku ini didapatkan dari keluarga annisaa G19 yang begitu berbaik hati dan insyaAllah shalihah. 
“Jalannya mungkin terjal, sedikit rekannya, jauh tempuhannya, gak apa-apa kan kita berjalan bersama-sama menjadi hamba yang Allah cintai” –Cabisur Annisaa :’)

Semoga kita tidak hanya bertemu dan berteman di dunia yang sementara dan begitu sempit ini, tapi juga di akhirat yang kekal. 


Buku diterbitkan oleh Alfatih Press dengan cetakan ke-3 pada Juli 2018. Buku ini diselesaikan dengan indah oleh beberapa contributor, diantaranya ust. Felix siauw, rekan hijabalila serta tim designer.

Buku ini begitu menginspirasi dan membuka jendela pemikiran yang awalnya ditutup begitu sempit. Buku ini disertai ilustrasi yang menarik serta pilihan kata yang tidak terlalu rumit sehingga mudah dipahami dan diambil maknanya. Di awal halaman, sebagai pembukaan, yaitu, “buku ini untuk seluruh kaum wanita di manapun, agar kita mengenali potensi dan fitrah diri sebagai makhluk yang mulia dan berharga”.

Maka sudah seharusnya buku ini menjadi bacaan bagi wanita, baik yang sedang meniti solo karir ataupun berjalan dengan karir bersama sang penyempurna hidup.

Diawali dengan sebuah mindset yang tercipta lama bahwa title “wanita sukses” yaitu wanita yang memiliki pendapatan materi yang tinggi. Padahal, jika dipikir kembali, materi bukanlah segalanya. Semuanya bermula pada sebuah gerakan “feminisme”. Maka, buku ini menceritakan bagaimana awalnya feminisme tercipta. Dahulu, keberadaan wanita sangatlah didiskriminasi, mulai dari Negara yunani (komoditi yang diperjual belikan), Romawi (wanita tidak boleh ikut campur urusan apapun), India (tradisi sati yaitu harus bunuh diri ketika suami meninggal), Cina (gadis diperjual belikan), arab (anak perempuan dikubur hidup-hidup), dll. Para wanita diperlakukan sedemikian buruknya sehingga banyak yang trauma karena terlalu tertekan dengan aturan-aturan yang sangat tidak menghargai para wanita. Adanya kesadaran bahwa wanita ditindas dan dieksploitasi baik di keluarga, lingkungan kerja maupun di lingkungan masyarakat.

Dari sinilah, muncul gerakan feminisme yang menuntut kesetaraan antara pria dan wanita. Tuntutannya sederhana yaitu kalau pria boleh maka wanita juga boleh, kalau pria bisa maka wanita juga bisa dong! Maka harusnya ada hak yang sama antara pria dan wanita. Perjuangan kaum wanita dimulai dengan mengejar bidang yang dominan di lelaki yaitu politik dan ekonomi.

Hak yang dikejar dan perkembangannya yaitu:
1.      Persamaan hak untuk memilih
2.      Upaya agar perempuan bisa bersaing bebas sekaligus terlibat dalam proses industrialisasi
3.      System kapitalisme menggantikan system feodalisme. Lalu system ini dianggap tidak menguntungkan lalu digantikan dengan system sosialis yang membuat wanita bisa berkiprah seluas-luasnya untuk mencari materi. Setelah wanita produktif menghasilkan uang sehingga bekerja menjadi kesenangan bukan keterpaksaan.
4.      Wanita berperan sebagai seorang ibu. Sehingga wanita merasa tidak adil jika harus bertanggung jawab dalam dua peran sekaligus. Rasa iri muncul karena merasa pria bisa bebas mengembangkan karir. Hal ini membuat wanita tidak menyukai peran seorang ibu karena hal yang wanita lakukan (melahirkan, menyusui) tidak menghasilkan suatu materi. Maka munculah feminisme radikal yang berhasil mempropagandakan gerakan lesbi, unwed, free sex, cloning, inseminasi buatan. Pemikirannya yaitu sederhana bahwa peranh sebagai ibu rumah tangga merupakan factor yang menyebabkan kaum wanita tidak berkembang sehingga menikah menjadi bukan suatu kebutuhan.

Pemikiran islam cenderung mendiskriminasi wanita karena adanya perbedaan antara laki-laki dan perempuan yaitu dalam masalah batasan aurat, rumah tangga, poligami, talaq, persaksian, pemimpin bahkan dalam hal warisan.

Feminisme radikal semakin berkembang dengan aksinya yaitu menebar gambar-gambar bertelanjang dada di internet (gelar aksi depan umum) bahkan melakukan kekerasan kepada para tokoh. Namun, femen terjebak dalam pemikirannya yang sangat dualis. Dengan aksi yang mereka lakukan bukan hal yang menyelesaikan apapun, sama sekali tidak membela hak-hak kaum perempuan. Sehingga femen lalai mencarikan solusi dari problematika yang sesungguhnya dan lingkaran setan feminisme terus bergulir.

Hal yang didapatkan dari gerakan ini yaitu wanita bebas tanpa batas, materi jadi standar kebagiaan, kecantikan kekayaan ketenaran menjadi diidam-idamkan. Wanita pun berlomba untuk meraih materi sebanyak-banyaknya. Akibatnya, banyak orang menganggap bahwa saat melaksanakan fitrahnya dalam berumah tangga dianggap “gak keren”, tertindas dan terpaksa. Profesi ibu rumah tangga dianggap sebagai nasib para wanita berpendidikan rendah dan menganggap untuk apa wanita susah-susah menempuh jenjang pendidikan tinggi kalau hanya berakhir di rumah.

Memang pada dasarnya, wanita itu kodratnya berbeda, kebutuhannya berbeda, tubuhnya berbeda. Jika standar pencapaiannya adalah setara dengan pria, selamanya wanita tidak bisa menandingi.

Sejak dulu, pria memiliki peran sebagai pemburu sedangkan wanita sebagi pengasuh dan pemelihara. Sifat wanita lebih sensitive karena adanya hormone oksitosin sehingga wanita 10x lebih peka terhadap sentuhan dan tekanan dibandingkan pria. Pria lebih kuat daripada wanita karena adanya hormone testosterone yang berlimpah pada tubuh pria untuk membentuk otot. Sudah jelas bahwa wanita dan pria diciptakan dengan hal-hal yang berbeda, sehingga saling melengkapi. Jika harus dipaksakan sama atau bahkan bertukar peran antar keduanya, maka yang pasti terjadi adalah kehidupan yang menyiksa dan tidak produktif sebagaimana mestinya.

Islam memberi piala yang berbeda bagi pria dan wanita. Feminisme yang ‘katanya’ bertujuan untuk membela kebebasan wanita ternyata tetap saja belum menyelamatkan kemuliaan wanita, menjauhkan wanita dari kodratnya. Islam sadar betul bahwa pria dan wanita itu berbeda secara fitrahnya, tidak ada yang lebih baik ataupun lebih buruk. Islam menempatkan pria dan wanita dalam track yang berbeda untuk saling berlomba di dalamnya dan hasil yang diperoleh pun jelas berbeda namun setara secara nilai. Pria dan wanita bisa saling berlomba meraih kemuliaan di sisi Allah sesuai dengan firah dan usaha mereka untuk meningkatkan ketaqwaannya masing-masing.

Bukankah tujuan kita adalah surga yang kekal abadi? Mengapa masih sibuk mengurusi materi dunia?

Dalam islam wanita merupakan nikmat allah yang paling mulia, apabila ia bertakwa kepada allah dia adalah wanita salihah yang diibaratkan sebagai sebaik-baiknya perhiasan dunia. Dan tak hanya itu, wanita dinilai sangat istimewa karena wanita dinobatkan sebagai tonggak peradaban dunia. Hal ini disebabkan karena dari Rahim wanitalah para generasi-generasi penerus terlahir di dunia dan berkat didikan wanita lah para generasi tersebut mengarahkan kemana peradaban dunia ini akan dibawa.

“wanita yang mendidik seorang anak laki-laki mungkin ia sedang melahirkan seorang pemimpin, sedangkan wanita yang melahirkan dan mendidik seorang anak perempuan, maka ia sedang mendidik sebuah peradaban”

Kemuliaan seorang wanita terletak pada saat ia mengandung anak dan melahirkan anaknya (jihadnya wanita yaitu saat melahirkan), membesarkannya, mengurus keluarganya dan menaati suaminya. Islam memberikan aturan-aturan khusus bagi setiap kaum wanita agar mereka tetap terjaga akhlak dan juga kehormatannya sebagai seorang wanita. Islam menjaga wanita dari kecil hingga akhir hayatnya.

Allah memberikan kesempatan yang sama kepada kaum pria dan wanita untuk dapat memasuki surga-Nya, tetapi hal itu haruslah sesuai dengan fitrahnya masing-masing sesuai dengan ketetapan yang Allah berikan. Setiap wanita sudah menjadi fitrahnya untuk menikah. Menjadi seorang istri adalah suatu rahmat yang Allah berikan kepada kaum wanita. Islam sangatlah memuliakan seorang istri tetapi banyak sekali orang berpendapat bahwa islam tidaklah adil dan lebih berpihak kepada suami, hal ini mungkin karena belum banyak yang mengetahui alasan-alasan dibalik aturan yang Allah berikan untuk kita para wanita. Begitu banyak pahala yang bisa kita dapatkan dari menjadi seorang istri. Keistimewaan seperti mahar untuk kaum wanita, yang merupakah syarat sahnya pernikahan yang diberikan dari pihak pria kepada wanita sebagai bentuk penghormatan, lalu islam sangatl melarang suami untuk menyakiti istri.

“Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya dan sebaik-baiknya kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya” (HR at-Tarmidzi)

Menjaga dan mendidik seorang istri adalah kewajiban bagi seorang suami. Tidak serta merta islam membolehkan pemukulan pada wanita setiap saat, justru pukulan seorang suami adalah jalan terakhir untuk mendidik seorang istri. Walaupun syariat membolehkan hal tersebut, namun Rasulullah TIDAK PERNAH memukul istrinya.

Betapa romantisnya Rasulullah memperlakukan istrinya. Suatu kisah bersama aisyah, walaupun Rasulullah terpaut umur yang jauh dengan Aisyah, namun Rasulullah dapat menyesuaikan dirinya untuk menjadi bagian dari dunia Aisyah pada usianya yang masih muda.

Imam Ahmad dan Abu Dawud dalam hadisnya: Pernah Rasulullah mengajak istrinya, Aisyah, untuk berlomba lari dengannya. Rasulullah kalah. Lain waktu Rasulullah kembali mengajak Aisyah berlomba lari dan Rasulullah memenangkannya sehingga beliau tertawa seraya berkata, “Ini pembalasan yang dulu.”

“Segala yang melalaikan seorang muslim adalah batil, kecuali memanah, melatih kuda dan bercanda ria dengan istri, ini semua termasuk kebenaran” (HR. At-Tirmidzi)

Di buku ini juga dikisahkan bidadari dunia penghuni surga, yaitu Asiyah istri Fir’aun, Maryam binti Imran, Fatimah binti Rasulullah dan Khadijah istri Rasulullah. Bacalah sesekali kisah mereka agar kita termotivasi untuk lebih baik dan mengejar surga-Nya. Mereka mengerjakan perintah Allah sesuai dengan fitrahnya tidak menyamakan kedudukan antara kaum wanita & pria, tetap menjalankan perintah Allah dengan caranya sendiri sebagai wanita muslimah. Mereka wanita hebat, kuat, cerdas dan mulia.

Tidakkah kalian bersyukur diciptakan sebagai seorang wanita? :)

Islam mengerti betul ketika seorang wanita menjadi wanita yang shalihah, ia akan menjadi sumber kebahagiaan bagi orang-orang yang berada di sekitarnya.



Komentar