Cinta memang memberikan energi positif. Tapi emangnya masih tetep mau merasa seperti anak SMA untuk
mendapatkan si dia? Dalam masalah asmara ini, SMA adalah masa terindah. Terindah
untuk melakukan dosa. Karena disinilah para remaja bergelut dengan sesuatu yang
bernama cinta. Istilahnya itu pacaran. Menurut penelitian, cinta bisa
meningkatkan hormon. Jadi, walaupun cinta pada masa SMA itu bisa dibilang masih
cinta monyet, tapi cinta itu bisa menimbulkan sesuatu yang berbahaya. Apalagi
seperti yang kita tau, bahwa banyak sekali setan yang mengikuti ketika dua
orang sedang berdua-duaan. Apalagi tempatnya sepi. Waktu yang paling tepat
untuk setan menjerumuskan manusia ke dalam dosa di akhirat dan bisa menimbulkan
rasa malu di dunia karena jika ada akibat yang fatal, cemoohan dari warga atau
teman sekitar.
Cinta monyet itu seperti apa? Cinta yang berujung
pada kekotoran karena hanya singgah sebentar untuk bersenang-senang lalu pergi
begitu saja. Keren istilahnya ketika waktu SMA, karena bisa berganti-ganti pasangan.
Seminggu sama si dia, seminggu kemudian udah sama si kating.
Namun, apakah itu hal baik? Berputar-putar dalam
lingkup dosa dan entah kapan akhirnya. Bahkan sebagian besar tidak berakhir
pada tempat saat ini. Cinta merupakan hal yang suci. Maka, kesuciannya harus
dijaga sampai suatu saatnya tiba. SMA memang masa paling indah. Karena pikiran
tidak sekritis saat usia masuk 20 an. Saat remaja, motto hidup hanya untuk
bersenang-senang saja. Tidak ada pikiran siapa pendamping hidup, yang ada hanya
siapa pendamping saya saat ini. Yang bisa menghibur saat diri merasa kelam,
sedih, tidak ada yang menyuport. Padahal, seperti yang kita tau. Ada banyak
segudang cinta di sekitar kita, terutama keluarga, yang memberi cinta untuk
anaknya dan melakukan apapun yang bisa dilakukan untuk anaknya. Kasih sayang
yang luar biasa bukan? Lalu apalagi yang kamu cari dari seorang laki-laki yang
belum tentu menjadi apa-apa di masa depan? Jangan mengotori tangan sendiri.
Ya.. Dulu memang boleh melakukan kesalahan. Tapi,
mengulangnya lagi adalah hal baik? Tidak boleh bukan? Apakah akan terus
berputar dengan frekuensi yang sama? Terkadang, manusia memang memiliki rasa
sepi, jenuh, ingin ada yang memperhatikan. Butuh seseorang yang menjadi lawan
jenisnya, yang bisa menjadi lawan bicara ketika bosan dan jenuh akan kehidupan
yang dijalanai.
Namun, masa dewasa sudah di depan mata. Umurpun
menginjak angka 20 an. Lakukan hal yang selayaknya. Bukan pdkt, saling
berkabar, merasa nyaman, namun tetap berakhir pula semua itu. Lalu, hal apa
yang sedang kamu bangun? Dosa sudah jelas. Kegalauan menerjang entah berapa
lama. Ingat, sudah bukan remaja lagi.
Daripada membangun dosa, lebih baik membangun
istana. Jadi, tunggulah seseorang yang benar-benar tuhan akan hadirkan di
hidupmu. Cari yang serius. Yang suka, cinta, sayang dari awal. Bukan karena
proses yang panjang lalu menghadirkan cinta. Namun, cinta yang menghadirkan
proses yang panjang. Tunggulah. Bukankah setiap lelaki sudah mempunyai tulang
rusuknya masing-masing? Lalu apalagi yang kamu khawatirkan? Hanya perlu
mengupgrade diri untuk menjadi lebih baik. Siap membangun maglihai rumah tangga.
Siap untuk mendidik anak-anak agar menjadi anak yang sholeh/ah, berguna untuk
bangsa. Karena dna yang baik didapatkan dari seseorang yang berkepribadian
baik.
Jangan terlalu mengemis pada cinta. Karena suatu
saat dia akan datang dengan indah dan penuh dengan pahala. Jangan menuai dosa
yang kian hari kian menumpuk. Lebih baik menuai kebaikan akan diri dan
lingkungan.
Komentar
Posting Komentar