Cinta itu...


Cinta memang memberikan energi positif. Tapi emangnya masih tetep mau merasa seperti anak SMA untuk mendapatkan si dia? Dalam masalah asmara ini, SMA adalah masa terindah. Terindah untuk melakukan dosa. Karena disinilah para remaja bergelut dengan sesuatu yang bernama cinta. Istilahnya itu pacaran. Menurut penelitian, cinta bisa meningkatkan hormon. Jadi, walaupun cinta pada masa SMA itu bisa dibilang masih cinta monyet, tapi cinta itu bisa menimbulkan sesuatu yang berbahaya. Apalagi seperti yang kita tau, bahwa banyak sekali setan yang mengikuti ketika dua orang sedang berdua-duaan. Apalagi tempatnya sepi. Waktu yang paling tepat untuk setan menjerumuskan manusia ke dalam dosa di akhirat dan bisa menimbulkan rasa malu di dunia karena jika ada akibat yang fatal, cemoohan dari warga atau teman sekitar.

Cinta monyet itu seperti apa? Cinta yang berujung pada kekotoran karena hanya singgah sebentar untuk bersenang-senang lalu pergi begitu saja. Keren istilahnya ketika waktu SMA, karena bisa berganti-ganti pasangan. Seminggu sama si dia, seminggu kemudian udah sama si kating.
Namun, apakah itu hal baik? Berputar-putar dalam lingkup dosa dan entah kapan akhirnya. Bahkan sebagian besar tidak berakhir pada tempat saat ini. Cinta merupakan hal yang suci. Maka, kesuciannya harus dijaga sampai suatu saatnya tiba. SMA memang masa paling indah. Karena pikiran tidak sekritis saat usia masuk 20 an. Saat remaja, motto hidup hanya untuk bersenang-senang saja. Tidak ada pikiran siapa pendamping hidup, yang ada hanya siapa pendamping saya saat ini. Yang bisa menghibur saat diri merasa kelam, sedih, tidak ada yang menyuport. Padahal, seperti yang kita tau. Ada banyak segudang cinta di sekitar kita, terutama keluarga, yang memberi cinta untuk anaknya dan melakukan apapun yang bisa dilakukan untuk anaknya. Kasih sayang yang luar biasa bukan? Lalu apalagi yang kamu cari dari seorang laki-laki yang belum tentu menjadi apa-apa di masa depan? Jangan mengotori tangan sendiri.  

Ya.. Dulu memang boleh melakukan kesalahan. Tapi, mengulangnya lagi adalah hal baik? Tidak boleh bukan? Apakah akan terus berputar dengan frekuensi yang sama? Terkadang, manusia memang memiliki rasa sepi, jenuh, ingin ada yang memperhatikan. Butuh seseorang yang menjadi lawan jenisnya, yang bisa menjadi lawan bicara ketika bosan dan jenuh akan kehidupan yang dijalanai.
Namun, masa dewasa sudah di depan mata. Umurpun menginjak angka 20 an. Lakukan hal yang selayaknya. Bukan pdkt, saling berkabar, merasa nyaman, namun tetap berakhir pula semua itu. Lalu, hal apa yang sedang kamu bangun? Dosa sudah jelas. Kegalauan menerjang entah berapa lama. Ingat, sudah bukan remaja lagi.

Daripada membangun dosa, lebih baik membangun istana. Jadi, tunggulah seseorang yang benar-benar tuhan akan hadirkan di hidupmu. Cari yang serius. Yang suka, cinta, sayang dari awal. Bukan karena proses yang panjang lalu menghadirkan cinta. Namun, cinta yang menghadirkan proses yang panjang. Tunggulah. Bukankah setiap lelaki sudah mempunyai tulang rusuknya masing-masing? Lalu apalagi yang kamu khawatirkan? Hanya perlu mengupgrade diri untuk menjadi lebih baik. Siap membangun maglihai rumah tangga. Siap untuk mendidik anak-anak agar menjadi anak yang sholeh/ah, berguna untuk bangsa. Karena dna yang baik didapatkan dari seseorang yang berkepribadian baik.

Jangan terlalu mengemis pada cinta. Karena suatu saat dia akan datang dengan indah dan penuh dengan pahala. Jangan menuai dosa yang kian hari kian menumpuk. Lebih baik menuai kebaikan akan diri dan lingkungan.


Komentar