Perasaan wanita
terkadang terlalu berlebihan akan sesuatu. Terkadang menjadikan sesuatu lebih
rumit padahal nyatanya sangat simple, menjadikan sesuatu lebih berharga padahal
nyatanya biasa saja, menjadikan sesuatu lebih tinggi padahal nyatanya tidak
sebegitu. Karena disitulah letak istimewanya seorang wanita. Ada rasa kepekaan
yang lebih tinggi daripada laki-laki. Pada tahun 2019, saya diberi kesempatan
untuk lebih bekerja sama dengan wanita. Ya, tentu itu bukan pekerjaan yang
mudah. Selalu saja ada rasa ingin menghilang, namun selalu tertahan di
pertengahan. Rasa yang selalu saya tampik keras bahwa ini hanya sementara dan akan
ada ujungnya, tidak akan lama. Benar, tidak lama, tapi pemahaman yang
didapatkan lebih dari apapun.
Suatu waktu, saya tidak
begitu mengerti dengan keadaan di kala itu. Saya hanya bisa merenung, jadi ini
salah siapa? Sehingga rasanya kehilangan begitu menyakitkan ketika tidak ada
alasan yang jelas untuk hal tersebut. Rasanya penasaran itu tidak terobati
sampai sekarang. Tapi semoga semuanya telah kembali dan saling memahami.
Tidak hanya sampai saat
itu, hal-hal kecil terus terjadi. Kekhawatiran kecil pun terus muncul. Sampai rasanya
jiwa-jiwa seorang laki-laki pun muncul di antara kami, kami mampu angkat
sana-sini. Karena memang keadaan yang memaksa. Namun, sekali lagi, selalu ada
pelajaran di balik itu semua. Pernahkah kalian melihat ibu kalian yang begitu
hebat dan kuat? Ya, begitulah, ada saat-saat perasaan menguatkan segalanya. Bahwa
sesekali, bisa saja kita tidak menggantungkan harapan pada orang lain. Terkadang,
suka tiba-tiba kaget dengan nekatnya seorang ibu, tapi jika dipikir kembali,
pasti ada alasan untuk hal tersebut, mungkin saja untuk anaknya.
Mendengar kata wanita,
makhluk lemah lembut yang begitu disayangi oleh Allah. Bentuk kasih sayang
Allah ada nyata pada seorang wanita, Rahim. Rahim tempat pertama kali Allah
meniupkan ruh manusia. Rahim tempat seseorang yang dari sanalah kebaikan-kebaikan
dapat mengalir.
Selama hidup di dunia,
wanita punya tiga peranan penting yaitu sebagai anak, istri dan ibu bagi
anak-anaknya. Semua itu mempunyai peranan yang berbeda-beda, tentunya setiap
wanita harus bisa menempatkan dirinya. Kata-kata ini pertama kali saya
dengarkan dari korwat A1, ka Nadine, “Jika seorang seseorang mendidik anak
laki-laki, maka orang tersebut sedang mempersiapkan seorang calon pemimpin di
muka bumi ini. Namun, jika seorang mendidik perempuan, maka orang tersebut
sedang menciptakan satu peradaban yang lebih baik”. Kata-kata yang membuat saya
terenyuh begitu dalam.
Benar sekali, bahwa
memang jika mendidik seorang perempuan, maka perempuan tersebut nantinya akan
mendidik yang lainnya di masa depan nanti. Begitu mulia bukan? Mari menghormati
Ibu kita.
Pengalaman lainnya di
tahun 2019 adalah diberi kesempatan untuk satu atap dengan para wanita
shalihah. Ternyata ketika di dalam atap yang sama, semuanya terlihat aslinya.
Ada suatu kala, kami sudah merasa sangat berdosa satu sama lain. Setiap orang
mengungkapkan perasaannya masing-masing, ada saat satu orang tiba-tiba
menangis, yang lain pun tertrigger untuk menangis. Wah begitu peka hati seorang
wanita. Menangis pun bisa berjamaah :’)
Di saat itu pula,
kelembutan hati masing-masing muncul. Saya yakin itu. Ketika mungkin sebelum
masuk ke waktu tersebut, kekesalan seseorang masih kerasa. Tapi ketika sudah
saling merasakan perasaan masing-masing, semuanya terbawa mengalir begitu saja.
Sama seperti air mata yang mengalir, perasaan kesal tersebut ikut mengalir
pergi juga. Begitu sepertinya ya?
Terimakasih untuk
wanita-wanita yang telah singgah. Taukah kalian, begitu senangnya hati ini bisa
bertemu kalian. Semangat menjadi wanita yang lebih kuat! Kuat dalam segala hal,
hingga akhirnya kita bisa bertemu di suatu tempat lagi. Aamiin.
Komentar
Posting Komentar