Faktor yang mempengaruhi iklim di suatu tempat disebut
kendali iklim. Kendali iklim utama di bumi ini yaitu sinar matahari. Selain
itu, ada distribusi darat laut, badai, sel tekanan tinggi rendah, massa udara,
pegunungan, dll. Hal ini menyebbakan adanya perbedaan pada unsur suhu, tekanna,
kelembaban, angina, dll.
A.
Suhu udara
Di Indonesia, suhu udara umumnya diukur
dalam celcius. Suhu merupakan tingkat cepat rendahnya suatu udara bergerak,
implikasinya yaitu pada panas/dingin udara tersebut. Semakin cepet, suhu
semakin tinggi. Titik nol mutlak merupakan titik dimana gas akan berhenti
melakukan tekanan (secara teoritis). Suhu maksimum terjadi pada siang menuju
sore hari. Dan suhu minimum pukul 6 pagi. Suhu udara harian rata-rata merupakan
suhu dalam satu hari dibagi dengan jumlahnya. Di Indonesia, pengukuran biasanya
pada pukul 07.00, 13.00 dan 18.00. Suhu udara harian rata-rata ini juga bisa
dengan hanya memperhitungkan suhu maks dan suhu minnya. Sedangkan suhu bulan
rata-rata merupakan suhu harian rata-rata, ditambahkan dibagi jumlah hari.
Sedangkan suhu tahunan rata-rata diambil dari suhu bulanan, dibagi dengan
sesuai dengan banyaknya. Distribusi suhu udara dinyatakan dalam isotherm, yang
mana ketinggian sudah tidak berpengaruh, semua sudah disamakan yaitu ditarik ke
suhu permukaan laut.
B.
Kelembaban udara
a.
Tekanan uap, tekanan parsial dalam uap udara.
Tekanan parsial dihitung dengan memperhatikan massa jenis udara, konstanta uap
air dan suhu.
b.
Kelembaban mutlak, jumlah suatu massa air dalam
volume
c.
Mixing ratio, perbandingan antara udara kering
dan masih basah
d.
Kelembaban spesifik, yaitu banyaknya massa uap
air per massa udara basah.
e.
Kelembaban nisbi, merupakan perbandingan antara
nisbah campuran (memperhatikan tekanan parsial uap air, tekanan udara dan
konstanta (kering/basah yaitu 0.461 J/K g atau massa uap air/massa udara
kering) dengan nilai jenuh (rumusnya sama dengan nisbah campuran, tapi tekanan
yang diperhatikan yaitu tekanan jenuh). Jadi pada akhirnya yiatu tekanan uap
air/tekanan uap jenuh.
C.
Curah hujan
Presipitasi menupakan endapan yang
berbagai bentuk. Presipitasi bisa berbentuk hail, hujan, drizzle, salju, dll. Kalo
di indo, jelas, bentuk dari presipitasi adalah curah hujan. 1 inchi=24.5 mm.
jika jumlah curah hujan 1 mm, maka ketinggian air hujan nya yaitu 1 mm dari
permukaan. Garis yang menghubungkan nilai curah hujan yang sama disebut titik
isohyet.
Ada 3 jenis hujan
1.
Hujan konvektif. Hal ini dikarenakan pemanasan,
membuat udara terangkat ke atas. Mengalami pemuaian lalu mengembun. Udara yang
sudah bersifat lembab kemudian di dinginkan di awan, sehingga proses terjadinya
hujan (awan kumulonimbus terbentuk) akan sangat cepat. Namun, tipe hujan ini
tidak bagus untuk pertumbuhan tanaman, karena air hujan menjadi limpasan permukaan
dan tidak menyerap sampai ke ground water.
2.
Hujan orografik, terjadi kareana factor
topografi. Missal udara melewati gunung, maka udara akan dipaksa naik sehingga
terjadilah kondensasi. Lalu di sekitar gunung itu akan terbentuk windward side,
awan di lereng atas angina. Hujan ini disebut hujan orografik. Setelah itu,
udara akan turun dan melewati daerah kering dan panas, daerah ini bernama
leeward side, lereng bagian bawah angina (disebut juga daerah bayangan hujan)
Note : kondisi mudah terbentuk awan, udara
lembab dengan kondisi sekitar dingin.
3.
Hujan konvergensi/frontal : udara yang bersifat
konvergen(menuju ke tekanan tinggi), akan bergerak ke atas. Nah, kalo si udara
konvergen ini punya sifat yang beda, missal ya satu dingin dan lainnya kering
maka bakalan membentuk front (batas dua massa yang berbeda). Si panas naik
duluan, dingin di bawahnya.
Daerah itcz merupakan daerah penghasil
hujan terbesar. Di tropis apalagi ekuator, hujan lebih banyak terjadi daripada
di kutub. Hal ini karena kapasitas air di lintang tinggi itu sedikit dan tidak
ada aliran udara tropis yang kesana.
Daerah itcz letaknya berubah ubah, kadang
di utara ekuator tapi kadang juga di selatan ekuator. Ini dikarenakan posisi
matahari, sehingga jika bulan juli itcz akan berada di utara ekuator dan
berlimpah hujan, sedangkan di bulan desember itcz akan berada di selatan
ekuator. Sehingga intinya, daerah tersebut akan basah pada musim panas dan
kering di musim dingin (musim panas dingin berdasarkan musim di lintang
tinggi).
Adanya monsoon juga berpengaruh pada kejadian
hujan. Pada musim panas, saat angin menuju ke pantai sehingga mengalami periode
hujan dan saat musim dingin, saat angin ke lepas pantai, sehingga terjadi
periode kering. Ini penjelasannya menyusul.
Pola curah hujan Indonesia
1.
Pola curah hujan jenis monsoon
Si pola monsoon ini punya lambang grafik v,
hal ini karena adanya satu puncak dan satu lembang. Puncak menandakan hujan
maks (DJF) sedangkan lembah menandakan hujan min (JJA). Monsun barat membuat
daerah Indonesia mempunyai curah hujan tinggi, hal ini dikarenakan pergerakan
monsoon barat dari asia ke Australia, benua asia dengan persebaran air tinggi
(dominasi laut) sehingga membawa uap air ketika melewati Indonesia. Sedangkan
monsoon timur yang membuat daerah Indonesia kekeringan, karena angina berhembus
dari Australia ke asia, uap air terbawa dengan sifatnya kering karena melewati
gurun.
2.
Pola curah hujan jenis ekuator
Pola ini mempunyai dua puncak dan dua
lembah. Hal ini dikarenakan pola insolasi ke bumi, yaitu pada bulan maret dan
September (pola ekuinoks), saat matahari tepat berada di garis ekuator. Ketika
hal tersebut terjadi, pemanasan terjadi secara maksimum, terjadi konveksi dan
curah hujan pun meningkat.
3.
Pola curah hujan karena local
Pola nya kebalikan dengan monsoon. Fenomena
local lebih berpengaruh, contohnya di ambon.
D.
Tekanan atmosfer
Yaitu massa udara per satuan luas. Di
atmosfer, tekanan udara yaitu 1013.2 mB. Isobar merupakan garis yang
menghubungkan berdasarkan tekanan yang sama. Atmosfer bersifat termampatkan (incompressible)
sehingga tekanan di bawah lebih tinggi daripada di atas.
E.
Angin
Angina bergerak dari tekanan tinggi ke
rendah. Penamaan angina berdasarkan arah datangnya angin. Angina disebabkan
oleh beda tekanan horizontal, yaitu gaya gradient tekanan. Gaya gradient
tekanan itu negative karena menunjukkan arahnya dari tekanan tinggi ke rendah.
Semakin besar nilai gaya gradient tekanannya, maka angina yang berhembus akan
semakin kencang.
F.
Gaya corilis
Namun, angina tidak hanya dipengaruhi oleh
tekanan saja, tapi ada factor corioli yang membelokkan angina. Gaya coriolis
muncul karena rotasi bumi dan gerakan udara nisbi terhadap permukaan. Rumusnya
yaitu fv, dipecah menjadi 2 omega sin theta, yang mana, semakin tinggi sudut
(lintang), maka gaya coriolis semakin besar. Ini artinya, gaya coriolis di
ekuator bernilai nol. Kanan bbu, kiri bbs.
G.
Angina geostropik
Angina ini terjadi karena adanya
keseimbangan antara gaya gradient tekanan dengan gaya corilis. Gaya coriolis
memang menggereakan perubahan arah angina, semakin tinggi kecepatan angina,
maka gaya coriolis juga semakin tinggi. Sehingga ada saatnya ada keseimbangan
antara kedua hal itu. Terbentuklah angina geostropik.
Hukum buys ballot, di belahan bumi utara,
jika kita berdiri membelakangi angina, maka tekanan tinggi berada di kanan,
tekanan rendah berada dikiri (sesuai konsep angina geostropik).
H.
Angin gesekan
Gesekan terjadi karena kekasaran permukaan.
Semakin tinggi gesekan, maka gaya coriolis semakin kecil tapi gaya gradient
tekanan tetap. Jika kasusnya seperti ini, maka angina akan memotong isobar,
bergerak ke arah tekanan yang lebih rendah. Gaya gradient tekanan tidak
dipengaruhi oleh gerakan udara, sehingga gesekan tidak berpengaruh.
I.
Angin gradient
Ada satu komponen lagi bernama gaya
sentrifugal. Jika digabung antara gaya gradient tekanan, gaya coriolis dan gaya
sentrifugal, dan mereka seimbang, maka akan menjadi angina gradien. Angin
gradient ini akan menjadi angina siklon jika pusat tekanannya rendah, dan
bergitu sebaliknya maka menjadi angin anti siklon.
Jika gaya gesekan tidak ada, maka angin
siklon akan berlawanan arah jarum jam dan anti siklon searah jarum jam. Jika
ada gaya gesekan, maka angina siklon akan memusat ke dalam sedangkan anti
siklon menjauh dari pusat. Ini berlaku di bumi bagian utara.
J.
Distribusi angin
Angin terbagi menjadi 8, jika dalam
penerbangan angin terbagi menjadi 16. Ada barat, timur, selatan, utara, barat
laut (antara utara barat), timur laut (antara utara timur), barat daya (antara
barat selatan) dan tenggara (antara timur selatan).
Angin merupakan vector karena terdiri dari
arah dan kecepatan. Arah dan kecepatan angina bisa digambarkan dalam suatu
windrose, yang mana arahnya merupakan bentuk batang windrosenya kea rah mana,
dan besarnya merupakan panjang pendek windrosenya (ada ketentuannya).
K.
Angin panduan
Panduan seperti arah koordinat ada berapa
(4/8/16) sesuai kebutuhan. Sehingga rumus kecepatan mempertimbangkan semuanya
dengan mengacu pada sumbu x dan y. Dan karena ada dua sumbu kecepatan (x dan
y), rumus untuk kecepatan final pun bisa dihitung dengan akar dari kuadrat vx+
kuadrat vy.
L.
Persistensi angin
Merupakan perbandingan antara kecepatan
angina rata-rata dengan angin panduan. Kecepatan angina rata-rata dihitung
dengan menambahkan semua hal tanpa memperhatikan arah, kemudian membagi dengan
jumlahnya. P=Vpand/Vbar
M.
Embun
Merupakan air yang terkondensasi di dekat
permukaan, umumnya pada malam hari saat mengalami pendinginan (radiasi yang
hilang). Biasanya juga angina laut membawa uap air saat siang hari dan menjadi
embun saat malam hari. Titik embun merupakan suatu kondisi dimana air
jenuh/kelembaban nisbi mencapai 100%. Semakin kecil kelembaban nisbi maka nilai
titik embun semakin kecil. Udara yang mengandung uap air sebanyak yang dapat
dikandungnya disebut udara jenuh.
N.
Kabut
Kabut dan awan itu sama. Bedanya kabut
terbentuk di dekat permukaan, awan jauh di atas. Keduanya terbentuk karena
tetes tetes air. Awan terbentuk karena adanya proses adiabatic sehingga udara
dingin melalui udara yang naik dan mengembang.
Kabut ada bermacam-macam, untuk kabut
radiasi terbentuk melalui pendinginan karena akibat dari pelepasan radiasi
gelombang panjang (untuk kesetimbangan karena di siang hari udah mengalami
pemancaran radiasi, maka di malam hari mengalami pendinginan), biasanya terjadi
saat pendinginan radiasi di malam hari karena uap air lebih banyak dan suhunya
rendah.
Sedangkan kabut yang terbentuk di gunung,
terjadi karena udara dingin yang menaiki lereng sehingga terbentuklah uap air
yang semakin banyak, udara semakin jenuh dan terbentuklah kabut.
O.
Perawanan
Merupakan jumlah awan yang menutupi langit.
Range nya 0-8, jika 0 maka langit cerah, jika 8 maka langit gelap tertutup oleh
awan.
Komentar
Posting Komentar